saat indonesia mentertawakan golongan

Warung Kopi Prambors

8tangkas - Orde baru memang menyisakan kenangan buruk tentang demokrasi. Setiap bentuk kritik terhadap pemerintah atau penguasa, akan berakhir menjadi pesakitan. Baik masuk penjara dengan atau tanpa pengadilan hingga diisolasi lingkungan sosial, politik dan ekonominya. Tapi kebebasan beragama dan hubungan antar golongan patut diapresiasi.

Hubungan antar umat beragama cukup mesra, golongan radikal agama yang oleh penguasa saat itu disebut ekstrim kanan tidak diberi ruang sama sekali. Tidak ada politikus yang berani mengajak kelompok radikal sebagai mitra politiknya.

Begitu juga hubungan antar suku. Meski kelompok keturunan Tionghoa dibatasi geraknya dalam dunia politik, militer dan pemerintahan, secara umum interaksi antar suku cukup baik.

Hal itu bisa dibuktikan dengan hadirnya grup lawak intelek yang bernama Warkop Prambors singkatan dari Warung Kopi Prambors, sebuah channel radio swasta yang digandrungi kaum muda saat itu.

Empat personilnya yang berasal dari aktivis kampus dan sebagai pembawa acara radio, bisa menyajikan lawakan yang memiliki ciri khas waktu itu.

Drs. H. Indrodjojo Kusumonegoro, MM (Indro), membawakan karakter Jawa (Purbalingga/Tegal), Nanu Mulyono (Nanu) membawakan karakter Batak, Drs. H. Wahyu Sardono.(Dono), memerankan karakter Betawi dan Kasino Hadiwibowo (Kasino), membawakan banyak karakter, bisa Jawa, Padang, Tionghoa sampai Betawi.

Lawakan mereka lepas bebas, tanpa ada rasa takut menyinggung bonanza88, suku dan agama tertentu. Dari mereka lahir istilah Jawa = Jago Wayang, Betawi = Betah Di Wilayah hingga Batak = Banyak Taktik.

Semua istilah itu bisa diterima sebagai karya humor bagi masyarakat Indonesia. Tidak ada ketersinggungan saat mereka memelintir marga-marga di Sumatera Utara hingga lawakan masyarakat Jawa yang ramai-ramai transmigrasi saat itu. Bahkan agama pun tak luput jadi bahan lawakan mereka. Semua itu dianggap biasa dan bisa diterima tanpa ada ketakutan sampai menyiapkan materai 6000 atau pengacara.

Mungkin hukuman yang diterima Warkop Prambors saat itu adalah larangan tampil di Televisi yang saat itu masih di monopoli TVRI. Namun larangan itu bukan karena humor yang menyinggung suku atau agama tapi karena humor yang berisi kritikan sosial politik yang kerap membuat merah kuping penguasa saat itu.

Ya, Warkop Prambors adalah grup lawak yang berkarakter karena intelektualitas personal nya. Semua hal bisa dijadikan lawakan berkelas baik kehidupan sosial maupun politik. Bukan seperti politikus saat ini yang sok intelek tapi sering menampilkan lawakan tidak lucu setelah duduk di parlemen.

Politikus yang suka membesarkan hal-hal yang remeh dan mengkotak-kotakan masyarakat sesuai keinginan dan tujuan politiknya. Ada kotak agama, kotak suku dan kotak-kotak lainnya. Dan bila kotak itu disinggung, mereka ramai-ramai berteriak "Penistaan...!!"

Setelah Reformasi bonanza88 yang berhasil menurunkan penguasa orde baru, kita terbebas dari rasa takut represi penguasa tapi kita terkurung oleh pengkotakan golongan yang diciptakan oleh elit politik. Intoleransi hadir dari pengkotakan itu.

Gue rindu candaan Warkop Prambors

Salam hormat untuk om Indro



Bola Tangkas Online
   
 daftar

0 komentar:

Posting Komentar