Kos Sampai Gedung Serbaguna di Bogor Dijadikan Tempat Isolasi COVID-19

 

8Tangkas - Dokter melakukan pemeriksaan terhadap pasien Covid-19 di RSUD Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/2/2021). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor menjadi rumah sakit (RS) khusus untuk pasien virus corona (Covid-19) sesuai surat edaran Kementerian Kesehatan (Kemkes).(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)


Tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy ratio (BOR) pasien COVID-19 di seluruh rumah sakit di Kota Bogor terus meningkat. Pemerintah Kota Bogor berupaya meningkatkan kapasitas tempat tidur dengan mendirikan tenda darurat di kawasan isolasi berbasis masyarakat di tingkat kelurahan.


Wali Kota Bogor Bima Arya mengunjungi lokasi isolasi berbasis masyarakat di Kelurahan Cimahpar, Kelurahan Babakan, dan Kelurahan Curug. Tempat yang digunakan mulai dari kos-kosan, wisma hingga gedung serbaguna.


“Ada puluhan titik di enam kecamatan se-Kota Bogor. Tapi akan diverifikasi kelayakannya oleh wilayah dan Dinkes agar berjalan cepat, karena kita butuh cepat. Nanti sistemnya swadaya, warga sekitar urunan sumbangan untuk dicari kasurnya dan lain sebagainya. Karena kalau proses anggaran normal tidak mungkin terkejar,” kata Bima Arya, Rabu (30/6/2021).


Sudah ada 5 tempat isolasi swadaya yang bisa digunakan oleh pasien COVID-19


Sedangkan untuk pengawasan tempat isolasi berbasis masyarakat, Bima mengatakan akan dilakukan oleh Puskesmas di wilayahnya dan berkoordinasi dengan satgas kelurahan.


“Jadi Puskesmas terdekat melakukan visitasi dari nakesnya, suplai obat-obatan. Sisanya swadaya masyarakat saja, jadi saya minta Camat, Lurah Lpm, PKK, urun rembuk untuk menyuplai kebutuhan yang ada di tempat isolasi berbasis masyarakat ini. Mungkin sejauh ini ada 5 tempat isolasi yang sudah siap," jelasnya.


Tenda darurat disiapkan di RS Bogor dan RS Lapangan COVID-19 di GOR Pajajaran


Selain berbasis masyarakat, Pemerintah Kota Bogor melalui RS Kota Bogor juga telah menyiapkan tenda perawatan darurat di sudut RSUD dan RS Lapangan di GOR Pajajaran.


“Pekan ini tenda darurat beroperasi, wisma isolasi berbasis masyarakat beroperasi, Rumah Sakit Lapangan beroperasi. Jadi kita bisa tambah ratusan tempat tidur untuk isolasi," kata Bima.


Tenda darurat untuk IGD, lanjut Bima, sangat dibutuhkan dalam situasi seperti ini.


“Saya minta dimaksimalkan IGD untuk COVID-19. IGD sudah sangat penuh bahaya sekali kalau semua bercampur di sana. Oleh karena itu didirikan tenda ini bisa sampai 15-20 bed. Tenda ini nantinya akan difokuskan untuk IGD umum, jadi Jumat selesai dan bisa digunakan. Jadi kita atur semuanya, masih ada dua tenda lagi seperti ini yang sedang kita siapkan untuk kita dirikan," jelasnya.


“RSUD saya minta mempersiapkan semaksimal mungkin agar tidak terjadi penumpukan. Saya minta triasenya dirapikan, harus jelas jalurnya. Jadi yang indikasi positif masuk ke mana, jangan sampai semuanya tertumpuk, jangan sampai triasenya berantakan, jangan sampai semua berkumpul disitu dan harus dipisahkan," imbuhnya.


BOR di RSUD Bogor sudah mencapai 91 persen


Saat ini, BOR di RSUD Kota Bogor sudah mencapai 91 persen atau jauh di atas batas WHO sebesar 60 persen.


“Secara umum di Kota Bogor 83 persen. Faktanya penuh. Sekarang siapapun sulit. Saya Wali Kota tiap hari diminta oleh warga banyak sekali dan saya tidak bisa apa-apa, tidak mungkin saya meminta potong antrean karena yang mengantre disini sudah banyak. Gak mungkin. Makanya kami berupaya menambah tempat tidur isolasi," ujarnya.


"Jadi, wali kota pun tidak bisa apa-apa. Makanya pengertian kepada warga, tolong empati kepada nakes semuanya. Patuhi prokes, faktanya penuh," pungkas Bima.

0 komentar:

Posting Komentar