PM Singapura Sebut Mampu Kendalikan Penularan COVID-19

Ilustrasi, sumber foto: Xinhua/Then Chih Wey

8Tangkas - Perdana Menteri Lee Hsien Loong mengatakan bahwa Singapura telah mampu mengendalikan penularan COVID-19. Jika jumlah penularan tidak banyak dan angka infeksi terus menurun, maka pemerintah akan melonggarkan pembatasan pada 13 Juni 2021. Pernyataan Lee, yang disiarkan langsung di televisi nasional, merupakan pembaruan informasi pertama sejak Singapura memberlakukan pembatasan baru selama hampir tiga minggu. "Kami akan tahu pasti dalam satu minggu atau lebih. Sementara itu, saya mengandalkan semua orang untuk terus berupaya dan tetap waspada," kata Lee, sembari mendorong orang untuk keluar rumah hanya untuk tujuan penting dan segera ke dokter jika merasa kurang sehat, seperti dilansir Channel News Asia, Selasa (1/6/2021). Singapura berada di jalur yang tepat untuk mengakhiri pandemi Lebih lanjut, kata Lee, Singapura saat ini berada di jalur yang benar untuk mengakhiri pandemi COVID-19. Situasinya jauh lebih baik dari tahun lalu. Klaim tersebut tak lepas dari kemampuan Singapura melakukan pengujian dan pelacakan kontak, ditambah program percepatan vaksinasi. Meski begitu, munculnya berbagai varian corona baru menyebabkan angka penularan di Singapura relatif meningkat lagi. Akibatnya, pemerintah diminta meningkatkan intensitas tes, pelacakan kontak, dan vaksinasi. Ke depan, Lee mengingatkan, tes corona akan menjadi kebiasaan baru dengan berbagai alternatif tes, mulai dari tes cepat antigen, tes swab PCR, atau bahkan tes mandiri. “Alternatif tes PCR ini membantu kami mendeteksi dan mengisolasi orang dengan cepat ketika mereka paling menular. Ini akan sangat membantu dalam memperlambat penyebaran COVID-19. Anda harus mengharapkan pengujian rutin, berskala besar, cepat, dan sederhana menjadi bagian dari normal baru kami," katanya. "Selanjutnya kami tidak hanya akan menguji untuk mengidentifikasi infeksi ketika kasus baru muncul. Kami juga akan secara rutin dan teratur menguji orang-orang yang terlihat baik, dalam pekerjaan normal atau lingkungan sosial atau komunitas, untuk membuat tempat-tempat ini aman," imbuhnya.


Mempercepat vaksinasi untuk anak-anak 

Kampanye vaksinasi di Singapura telah berlangsung sejak Desember. Lee berencana untuk mempercepat vaksinasi dalam dua bulan ke depan. Saat ini Singapura memiliki 40 pusat vaksinasi di seluruh wilayah, namun kendala pencapaian imunitas masyarakat adalah ketersediaan vaksin. 

Kabar baiknya, berdasarkan informasi yang diberikan oleh satuan tugas COVID-19, otoritas kesehatan telah menerima konfirmasi pengiriman vaksin yang lebih cepat selama dua bulan ke depan. Dengan stok vaksin yang tersedia, pemerintah mulai menjadwalkan vaksinasi untuk anak usia 12 tahun. 

“Dalam gelombang terbaru ini, kami telah melihat lebih banyak kasus anak-anak yang terinfeksi, di sekolah dan pusat pendidikan. Anak-anak tidak sakit parah, tetapi orang tua secara alami khawatir. Oleh karena itu, libur bulan Juni akan kita manfaatkan untuk memvaksinasi siswa,” ujarnya. 

Mengingatkan akan ancaman virus corona yang menjadi endemik 

Kepada publik, Lee mengingatkan agar virus corona tidak hilang begitu saja. Virus akan menjadi endemik seperti demam atau flu. Dengan kata lain, bukan tidak mungkin Singapura akan kembali menghadapi COVID-19, meski virus tersebut tidak lagi ditetapkan sebagai pandemi. 

 “Itu akan tetap bersama umat manusia dan menjadi endemik. Virus ini akan terus beredar di kantong populasi global selama bertahun-tahun yang akan datang,” kata Lee. 

“Tujuan kami harus menjaga komunitas secara keseluruhan aman, sambil menerima bahwa beberapa orang mungkin terinfeksi sesekali. Sama seperti yang kami lakukan dengan flu biasa atau demam berdarah, yang sekarang kami tangani melalui langkah-langkah kesehatan masyarakat dan tindakan pencegahan pribadi," pungkasnya.


0 komentar:

Posting Komentar