Polersta Palangka Raya |
8tangkas - Ada tangan tak terlihat yang masih mengendalikan bisnis haram di kampung narkoba ala Kolombia di Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Bisnis tersebut terus berjalan meski bandar nomor satu ada di balik kerangkeng penjara.
Sosok Salihin alias Saleh tak bisa dilepaskan dari kampung narkoba Puntun tersebut. Meski sudah di dalam bui, Saleh masih punya peran menjalankan bisnis narkoba di kampung narkoba tersebut.
Hal ini diungkap Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Heru Winarko. Dia mengatakan Saleh mengendalikan kampung narkoba dari balik lembaga pemasyarakatan (lapas).
Mendapat informasi tersebut, BNN bersama Polda Kalteng membongkar kampung narkoba tersebut. Saat itu aparat BNN dan Polda kalteng menangkap istri Saleh.
"Itu memang awalnya kerja sama dengan BNN ya, Polda Kalteng 2 bulan lalu kita kembangkan. Itu kan di situ ada bandarnya bernama Saleh yang sekarang di lapas. Dalam kerja sama itu kita dapat istrinya Saleh. Lalu rupanya tetap mereka (kendalikan) dari dalam lapas masih bisa mengendalikan. Sehingga dari polres (melakukan) penggerebekan," kata Komjen Heru saat dihubungi detikcom, Selasa (28/4/2020).
Hal senada diungkapkan Kapolresta Palangka Raya Kombes Dwi Tunggal Jaladri. Kombes Dwi menduga bisnis narkoba diduga dipegang kerabat Saleh.
"Kita hanya bisa menduga karena dia uangnya banyak dan anak buahnya terstruktur sehingga semua sudah berjalan, kemungkinan besar dia Saleh atau panggilannya Amang hanya sekedar merestui saja. Karena uang dia tidak pegang semua ada pada jaringan," ujar Dwi, Selasa (28/4).
Dwi juga mengungkap soal Saleh yang dianggap Robin Hood bagi sebagian warga Puntun. Saleh adalah pendatang, sama seperti kebanyakan warga Kampung Puntun. Sebelum menjadi bandar narkoba, Saleh tidak bekerja. Saleh lalu merintis bisnis narkoba.
"Pada sekitar tahun 2015, muncul lah warga bonanza88 yang bernama Salihin alias Saleh bin Abdullah, dikenal dengan nama Saleh yang bekerja sebagai bandar narkoba yang bekerja mulai dari bawah omzet kecil, bisnis haramnya semakin hari semakin membesar," ujar Dwi.
Penghasilan dari bisnis narkoba dipakainya untuk berderma. Dia memberi pekerjaan, membantu orang kesusahan, hingga membuat bagus jalanan. Jalanan yang awalnya kayu-kayu diganti dengan cor semen sepanjang 500 meter.
Warga sekitar yang menganggur dijadikan kaki tangannya. Bisnis haram Saleh tidak seutuhnya didukung warga, masih ada yang kontra terhadap bisnis haram tersebut.
"Saleh dikenal di lingkungannya baik terhadap warga sekitar, membantu warga yang membutuhkan, memberikan pekerjaan haram kepada warga yang nganggur. Tidak itu saja, Saleh juga membangun jalan yang sebelumnya terbuat dari papan kemudian direnovasi terbuat dari cor semen sepanjang kurang-lebih 500 meter," bebernya.|
Jejaring Saleh mulai kuat, warga tak hanya dijadikan kaki tangan bisnis. Ada beberapa yang dipekerjakan sebagai mata-mata. Mereka diberi jadwal jaga dan upah berupa uang serta sabu untuk dipakai.
Jejaring Saleh mulai kuat, warga tak hanya dijadikan kaki tangan bisnis. Ada beberapa yang dipekerjakan sebagai mata-mata. Mereka diberi jadwal jaga dan upah berupa uang serta sabu untuk dipakai.
Mata-mata ini dibekali handy talkie (HT) sebagai alat komunikasi, ada juga yang diberikan drone. Untuk menambah tingkat keamanan, kampung narkoba Puntun yang didirikan Saleh punya tiga lapis gerbang yang dijaga orangnya. Di kompleks kampung narkoba ini juga ada menara intai.
Akses menuju kampung narkoba bonanza88 berliku dan punya jarak 3 km. Untuk masuk ke dalamnya, hanya bisa dilalui sepeda motor. Bahkan ada jalur melarikan diri ke hutan maupun Sungai Kahayan.
Sistem keamanan yang dibuat berjalan. Para bandar bisa menghilangkan jejak saat ada penggerebekan.
Sepanjang 2019, sampai April 2019, sudah 3 kali aparat penegak hukum, baik dari Polda Kalteng maupun Polresta Palangka Raya, melakukan penegakan hukum. Saat ditangkap, tak ada barang bukti melekat pada Saleh. Bahkan tak ada uang di bank atas nama dirinya. Saleh sudah punya kaki-tangan yang menggerakkan bisnis haram narkoba.
Kasus kepemilikan senpi ilegal Saleh saat ini sudah inkrah sejak 10 Februari 2020. Saleh saat ini masih berada di balik jeruji penjara.
Terbaru, penggerebekan dilakukan pada Kamis (23/4). Penggerebekan tidak berjalan mulus karena petugas sempat dihadang 50 pria yang membawa parang. Para bandar yang kemungkinan sudah mendapat info ada penggerebekan lalu kabur lewat jalur sungai.
Polisi menangkap 5 orang mata-mata yang juga sekaligus sempat menghadang petugas. Selain itu disita 16 paket sabu, 20 alat isap sabu, senapan, senjata tajam katana, dan uang tunai Rp 16 juta.
Kampung narkoba ini pun dibakar. Polisi juga masih mengembangkan kasusnya.
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-4995297/dari-balik-jeruji-tahanan-bisnis-narkoba-robin-hood-tetap-jalan/2
Sepanjang 2019, sampai April 2019, sudah 3 kali aparat penegak hukum, baik dari Polda Kalteng maupun Polresta Palangka Raya, melakukan penegakan hukum. Saat ditangkap, tak ada barang bukti melekat pada Saleh. Bahkan tak ada uang di bank atas nama dirinya. Saleh sudah punya kaki-tangan yang menggerakkan bisnis haram narkoba.
Kasus kepemilikan senpi ilegal Saleh saat ini sudah inkrah sejak 10 Februari 2020. Saleh saat ini masih berada di balik jeruji penjara.
Terbaru, penggerebekan dilakukan pada Kamis (23/4). Penggerebekan tidak berjalan mulus karena petugas sempat dihadang 50 pria yang membawa parang. Para bandar yang kemungkinan sudah mendapat info ada penggerebekan lalu kabur lewat jalur sungai.
Polisi menangkap 5 orang mata-mata yang juga sekaligus sempat menghadang petugas. Selain itu disita 16 paket sabu, 20 alat isap sabu, senapan, senjata tajam katana, dan uang tunai Rp 16 juta.
Kampung narkoba ini pun dibakar. Polisi juga masih mengembangkan kasusnya.
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-4995297/dari-balik-jeruji-tahanan-bisnis-narkoba-robin-hood-tetap-jalan/2
Bola Tangkas Online |
0 komentar:
Posting Komentar