Kisah Mal 'Hantu' di China

Mal Hantu di China

8Tangkas - Mal yang harusnya jadi tempat senang-senang justru terlihat mencekam di China. Ini terjadi karena mal itu telah lama sepi pengunjung.

Apa jadinya jika mal terbesar di dunia ternyata sepi pengunjung? Inilah yang dialami New South China Mall yang terletak di Dongguan, China. Mal ini pertama kali dibuka pada tahun 2005 silam.

Luas mal ini mencapai 660 ribu meter persegi yang artinya ukurannya dua kali lebih luas dari Mall of America. Selain itu, luas area mal ini juga mampu menyalip The Dubai Mall.

Dengan wilayah yang luas, mal ini mampu menampung sekitar 2.350 toko dan menerima 100 ribu pengunjung per hari. Di sana, orang-orang bisa mengunjungi berbagai toko, restoran, dan arena hiburan.

Jika melihat deskripsi itu, dapat dibayangkan betapa megahnya mal ini. Sayangnya selama hampir 15 tahun mal itu berdiri, tak ada keramaian di sana. Mal ini justru sepi pengunjung dan dicap sebagai mal hantu.

Kenapa mal ini sepi?

Dilansir dari Culture Trip dan sejumlah sumber lainnya, Selasa (7/1/2020), setidaknya ada dua hal yang menyebabkan mal ini kurang diminati pengunjung. Yang pertama adalah masalah demografi dan lokasinya yang tidak strategis.

New South China Mall dibangun dengan tujuan menjadi mal yang besar dan mewah namun tak sesuai dengan lingkungan masyarakat Dongguan. Secara demografi, sekitar 8 juta penduduk Dongguan merupakan pekerja migran yang hanya mengandalkan gaji sebagai buruh di pabrik lokal.

Rata-rata mereka digaji USD 200 atau sekitar Rp 2,8 juta per bulan. Uang bonanza88 ini akan diberikan pada keluarga di tempat asal mereka. Ini artinya, mereka jarang atau sama sekali tidak menghabiskan uang di mal yang mewah.

Masalah kedua adalah mengenai lokasi yang susah dijangkau. Wilayah yang kini menjadi mal dulunya adalah lahan pertanian yang terletak di distrik Wanjiang.

Lokasinya sekitar 55 kilometer dari pusat kota. Jika naik kendaraan umum, pengunjung hanya bisa menggunakan bus dan menempuh waktu hingga 2 jam dari pusat Dongguan. Dari pemberhentian bus, pengunjung harus jalan kaki sejauh satu kilometer sampai mal itu.

Pada 2013, CNN pernah memberitakan kalau mal ini terasa seperti mal mati.

"Banyak toko yang kosong dan sedikitnya pengunjung yang hadir, sementara harga sewa toko mahal. Mal ini diklasifikasikan 'mal mati'," kata perusahaan analis properti Empors dikutip dari CNN.

Berbagai usaha dilakukan agar tak bangkrut

Mal ini mulanya diberi nama South China Mall. Pendirinya adalah milyader asal China, Hu Guirong. Ia memilih untuk membangun mal besar di kota asalnya, Dangguon dengan niat mulia yaitu agar kotanya dikenal di dunia internasional.

Hu menghabiskan dana sebesar USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 18 triliun untuk mewujudkan mimpinya. Ia bahkan meminta arsiteknya untuk mendesain mal yang terbagi menjadi 7 zona yang merepresentasikan kota-kota di dunia yaitu Amsterdam, Paris, Roma, Venisia, Mesir, Karibia, dan California.

Agar semakin terasa khas Eropa, mal ini juga dilengkapi dengan replika Arc de Triomphe, Paris setinggi 25 meter. Ada pula replika menara St Mark dari Venisia, kanal dengan gondola sepanjang 2,1 kilometer, dan roller coaster dalam ruang setinggi 553 meter.

Setelah hampir dua tahun dibuka, tidak ada tanda-tanda keramaian. Pada Desember 2006, Hu menjual 50 persen sahamnya pada grup Universitas Peking. Grup bonanza88 itu pun mengubah nama South China Mall menjadi New South China Mall pada September 2007.

Namun setelah lebih dari satu dekade mal ini berdiri, belum ada kemajuan berarti dari mal tersebut. New South China Mall pada 2018 lalu melakukan sejumlah renovasi dan modernisasi yang diharapkan dapat menarik pengunjung.

Strategi yang terbaru adalah untuk fokus membangun restoran dan toko yang menargetkan kelas menengah alih-alih kelas atas. Bagian mal yang mulanya kosong mulai diisi dengan restoran baru, toko, dan hiburan. Selain itu ada pula bioskop IMAX serta taman rekreasi indoor.

Kendati demikian, berdasarkan pantauan detikcom dari sejumlah video yang diabadikan netizen, hanya beberapa zona saja yang didatangi pengunjung. Salah satunya adalah arena bermain anak. Sementara itu zona lainnya seperti retail masih sepi pengunjung. Taman rekreasi bonanza88 indoor bernama Amazing World malah sama sekali tak tersentuh pengunjung.

Sumber : https://travel.detik.com/international-destination/d-4848993/kisah-mal-hantu-di-china

 Bola Tangkas Online


0 komentar:

Posting Komentar